BAHAYA
LISTRIK DAN TEORI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
BAHAYA
LISTRIK
Bahaya
listrik dibedakan menjadi dua :
1. Bahaya
primer yaitu bahaya yang disebabkan oleh listrik secara langsung, contoh bahaya
listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan
2. Bahaya
sekunder yaitu bahaya yang diakibatkan oleh listrik secara tidak langsung,
contoh terbakar, jatuh
Dampak
sengatan listrik bagi manusia :
1. Vebrilasi
ventricular yaitu berhentinya denyut jantung atau denyutan yang sangat lemah
sehingga tidak mampu mersirkulasikan darah dengan baik
2. Gangguan
pernafasan akibat kontraksi hebat
(suffocation) yang dialami oleh paru paru
3. Kerusakan
sel tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam tubuh
4. Terbakar
akibat efek panas listrik
Tiga faktor penentu tingkat bahaya listik
a. Arus listrik
b. Tegangan listrik
c. Tahanan listrik
Sedang faktor penentu keseriusan sengatan listrik pada
tubuh manusia yaitu :
a. Besar arus
b. Lintasan aliran
c. Lama sengatan
Besar arus yang
mengalir dalam tubuh ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh yang meliputi
jenis, kelembaban/mouister kulit, ukuran tubuh, berat badan.
Tahanan kontak
kulit bervariasi dari 1000 KΩ (untuk kulit kering) sampai 100 Ω (untuk kulit
basah. Tahanan internal tubuh sendiri
100-500 Ω.
Contoh :
Jika tegangan
sistem yang digunakan 220 V, berapakah kemungkinan arus yang mengalir ke dalam
tubuh manusia ?
. ) kondisi terburuk :
-
Tahanan
tubuh adalah tahanan kontak kulit ditambah tahanan internal tubuh,
(Rk)
= 100Ω + 100Ω = 200 Ω
-
Arus
yang mengalir ke tubuh :
-
I
= V/R = 220/200 Ω = 1,1 A
-
Tahanan
tubuh (Rk) = 1000 KΩ
-
I
= V/R = 220/1000 KΩ = 0,22 mA
SENGATAN LISTRIK
Instalasi yang
tidak benar dan kesalahan pemakaian bisa menimbulkan bahaya sengatan listrik.
Pada umumnya orang yang tersengat listrik masuk melalui tangan menuju kaki,
melalui badan dengan jantung didalamnya.
Sengatan listrik lebih dari 8 mA atau
daya listrik 18 Watt tegangan 220 Volt bisa menyebabkan kontraksi otot hingga
korban tidak mampu melepaskan diri dari sengatan.
Dan kebanyakan
kematian yang terjadi karena sengatan listik disebabkan tidak terkontrolnya
serat-serat otot jantung akibatnya jantung berhenti berdenyut.
Sengatan arus 0,5 mA tidak memberi efek apa-apa, tetapi
getaran akan mulai terasa jika arus mencapai 2 mA. Terasa
sakit bila mencapai 8 mA dan sampai 20 mA orang sudah sulit melepaskan diri
karena kontraksi otot.
Sengatan listrik mencapai 50 mA selama
beberapa menit dapat menyebabkan kematian, terlebih pada 50 mA- 500 mA,
fibrilasi ventrikular sering terjadi dan jarang korban yang selamat.
Semakin berat tubuh seseorang semakin besar arus yang
dibutuhkan untuk mengakibatkan fibrilasi ventrikular tadi dan pingsan terjadi
pada arus 40 mA. Bahaya besar timbl pada arus berfrekuensi 40 – 60 Hz. Untuk
arus DC besarnya arus berbahaya sekitar 3-5 kali besarnya arus AC untuk jenis
bahaya yang sama.
Teori Domino Heinrich Tentang
Kecelakaan Kerja
Dalam buku
Industrial Safety, David Colling, mendefiniskan kecelakaan kerja
(selanjutnya akan ditulis kecelakaan saja) sebagai berikut:
“Kejadian
tak terkontrol atau tak direncanakan yang disebabkan oleh faktor manusia,
situasi, atau lingkungan, yang membuat terganggunya proses kerja dengan atau
tanpa berakibat pada cedera, sakit, kematian, atau kerusakan properti kerja.”
Ada beberapa
teori yang berkembang untuk menjelaskan terjadinya kecelakaan ini. Salah satu
yang ternama adalah yang diusulkan oleh H.W. Heinrich dengan teorinya
yang dikenal sebagai Teori Domino Heinrich yang menggambarkan terjadinya
kecelakaan kerja sebagai akibat dari jatuhnya domino-domino penyebab
kecelakaan. Prinsipnya, jika satu domino jatuh, maka selanjutnya akan
menjatuhkan 4 domino di depannya. Untuk mencegah keseluruh domino jatuh, maka
salah satu domino harus dicabut. Biasanya cara termudah dan dianggap paling
efektif adalah menghilangkan bagian tengah yang memiliki label “unsafe act or
condition”. Teori ini dianggap cukup jelas dan dianggap bisa diaplikasikan di
lapangan. Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor yang
saling berhubungan:
- Kondisi kerja;
- Kelalaian
manusia;
- Tindakan
tidak aman;
- Kecelakaan;
- Cedera.
Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu
kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh
secara bersama.Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita kenal
sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa
beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain.
Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan
tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor penyebab kecelakaan.
Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan tidak aman ini menyumbang 98%
penyebab kecelakaan.
Terus bagaimana penjelasan dengan menghilangkan tindakan tidak aman ini dapat
mencegah kecelakaan? Kembali ke analogi kartu domino tadi, jika kartu nomer 3
tidak ada lagi, seandainya kartu nomor 1 dan 2 jatuh, ini tidak akan
menyebabkan jatuhnya semua kartu. Dengan adanya gap/jarak antara kartu kedua
dengan kartu keempat, pun jika kartu kedua terjatuh, ini tidak akan sampai
menimpa kartu nomer 4. Akhirnya, kecelakaan (poin 4) dan cedera (poin 5) dapat
dicegah.
Tercatat kontribusi terbesar penyebab kecelakaan kerja
adalah berasal dari sikap dan kondisi tidak aman. Maka dari itu, untuk
mengurangi kecelakaan kerja dan risikonya bisa dilakukan pencegahan dengan
meminimalisasi tindakan dan kondisi tidak aman di tempat kerja, dengan cara:
- Mengatur
kondisi kerja sesuai peraturan perundangan
- Standarisasi,
terkait syarat-syarat keselamatan, seperti pemasangan rambu-rambu
keselamatan.
- Pengawasan
agar peraturan dipatuhi
- Pelatihan
terkait keselamatan untuk karyawan
- Laporan
mengenai kecelakaan kerja, meliputi jenis kecelakaan kerja, jumlah
kecelakaan kerja, kerugian akibat kecelakaan kerja, dan sebagainya
- Program
penghargaan atas prestasi karyawan dalam meminimalisasi kecelakaan kerja
- Asuransi
- Membuat
program K3 di tingkat perusahaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar