Selasa, 31 Agustus 2021

BAHAYA LISTRIK DAN TEORI DOMINO

 

  BAHAYA LISTRIK DAN TEORI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

 

BAHAYA LISTRIK

Bahaya listrik dibedakan menjadi dua :

1.      Bahaya primer yaitu bahaya yang disebabkan oleh listrik secara langsung, contoh bahaya listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan

2.      Bahaya sekunder yaitu bahaya yang diakibatkan oleh listrik secara tidak langsung, contoh terbakar, jatuh

Dampak sengatan listrik bagi manusia :

1.      Vebrilasi ventricular yaitu berhentinya denyut jantung atau denyutan yang sangat lemah sehingga tidak mampu mersirkulasikan darah dengan baik

2.      Gangguan pernafasan akibat  kontraksi hebat (suffocation) yang dialami oleh paru paru

3.      Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam tubuh

4.      Terbakar akibat efek panas listrik

 

Tiga faktor penentu tingkat bahaya listik

a.       Arus listrik

b.      Tegangan listrik

c.       Tahanan listrik

Sedang faktor penentu keseriusan sengatan listrik pada tubuh manusia yaitu :

a.       Besar arus

b.      Lintasan aliran

c.       Lama sengatan

Besar arus yang mengalir dalam tubuh ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh yang meliputi jenis, kelembaban/mouister kulit, ukuran tubuh, berat badan.

Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 KΩ (untuk kulit kering) sampai 100 Ω (untuk kulit basah.  Tahanan internal tubuh sendiri 100-500 Ω.

Contoh :

Jika tegangan sistem yang digunakan 220 V, berapakah kemungkinan arus yang mengalir ke dalam tubuh manusia ?

. ) kondisi terburuk :

-          Tahanan tubuh adalah tahanan kontak kulit ditambah tahanan internal tubuh,

(Rk) = 100Ω + 100Ω = 200 Ω

-          Arus yang mengalir ke tubuh :

-          I = V/R = 220/200 Ω = 1,1 A

 . ) Kondisi terbaik :

-          Tahanan tubuh (Rk) = 1000 KΩ

-          I = V/R = 220/1000 KΩ  = 0,22 mA

 

SENGATAN LISTRIK

Instalasi yang tidak benar dan kesalahan pemakaian bisa menimbulkan bahaya sengatan listrik. Pada umumnya orang yang tersengat listrik masuk melalui tangan menuju kaki, melalui badan dengan jantung didalamnya.

          Sengatan listrik lebih dari 8 mA atau daya listrik 18 Watt tegangan 220 Volt bisa menyebabkan kontraksi otot hingga korban tidak mampu melepaskan diri dari sengatan.

Dan kebanyakan kematian yang terjadi karena sengatan listik disebabkan tidak terkontrolnya serat-serat otot jantung akibatnya jantung berhenti berdenyut. Sengatan arus 0,5 mA tidak memberi efek apa-apa, tetapi getaran akan mulai terasa jika arus mencapai 2 mA.  Terasa sakit bila mencapai 8 mA dan sampai 20 mA orang sudah sulit melepaskan diri karena kontraksi otot.

          Sengatan listrik mencapai 50 mA selama beberapa menit dapat menyebabkan kematian, terlebih pada 50 mA- 500 mA, fibrilasi ventrikular sering terjadi dan jarang korban yang selamat. Semakin berat tubuh seseorang semakin besar arus yang dibutuhkan untuk mengakibatkan fibrilasi ventrikular tadi dan pingsan terjadi pada arus 40 mA. Bahaya besar timbl pada arus berfrekuensi 40 – 60 Hz. Untuk arus DC besarnya arus berbahaya sekitar 3-5 kali besarnya arus AC untuk jenis bahaya yang sama.

 

Teori Domino Heinrich Tentang Kecelakaan Kerja

Dalam buku Industrial Safety, David Colling, mendefiniskan kecelakaan kerja (selanjutnya akan ditulis kecelakaan saja) sebagai berikut:

“Kejadian tak terkontrol atau tak direncanakan yang disebabkan oleh faktor manusia, situasi, atau lingkungan, yang membuat terganggunya proses kerja dengan atau tanpa berakibat pada cedera, sakit, kematian, atau kerusakan properti kerja.”

Ada beberapa teori yang berkembang untuk menjelaskan terjadinya kecelakaan ini. Salah satu yang ternama adalah yang diusulkan oleh H.W. Heinrich dengan teorinya yang dikenal sebagai Teori Domino Heinrich yang menggambarkan terjadinya kecelakaan kerja sebagai akibat dari jatuhnya domino-domino penyebab kecelakaan. Prinsipnya, jika satu domino jatuh, maka selanjutnya akan menjatuhkan 4 domino di depannya. Untuk mencegah keseluruh domino jatuh, maka salah satu domino harus dicabut. Biasanya cara termudah dan dianggap paling efektif adalah menghilangkan bagian tengah yang memiliki label “unsafe act or condition”. Teori ini dianggap cukup jelas dan dianggap bisa diaplikasikan di lapangan. Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan: 


  1. Kondisi kerja; 
  2. Kelalaian manusia; 
  3. Tindakan tidak aman; 
  4. Kecelakaan; 
  5. Cedera.


Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama.Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita kenal sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain.


Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor penyebab kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan tidak aman ini menyumbang 98% penyebab kecelakaan.

Terus bagaimana penjelasan dengan menghilangkan tindakan tidak aman ini dapat mencegah kecelakaan? Kembali ke analogi kartu domino tadi, jika kartu nomer 3 tidak ada lagi, seandainya kartu nomor 1 dan 2 jatuh, ini tidak akan menyebabkan jatuhnya semua kartu. Dengan adanya gap/jarak antara kartu kedua dengan kartu keempat, pun jika kartu kedua terjatuh, ini tidak akan sampai menimpa kartu nomer 4. Akhirnya, kecelakaan (poin 4) dan cedera (poin 5) dapat dicegah.

Tercatat kontribusi terbesar penyebab kecelakaan kerja adalah berasal dari sikap dan kondisi tidak aman. Maka dari itu, untuk mengurangi kecelakaan kerja dan risikonya bisa dilakukan pencegahan dengan meminimalisasi tindakan dan kondisi tidak aman di tempat kerja, dengan cara:

  1. Mengatur kondisi kerja sesuai peraturan perundangan
  2. Standarisasi, terkait syarat-syarat keselamatan, seperti pemasangan rambu-rambu keselamatan.
  3. Pengawasan agar peraturan dipatuhi
  4. Pelatihan terkait keselamatan untuk karyawan
  5. Laporan mengenai kecelakaan kerja, meliputi jenis kecelakaan kerja, jumlah kecelakaan kerja, kerugian akibat kecelakaan kerja, dan sebagainya
  6. Program penghargaan atas prestasi karyawan dalam meminimalisasi kecelakaan kerja
  7. Asuransi
  8. Membuat program K3 di tingkat perusahaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar