Minggu, 19 September 2021

PERANGKAT HUBUNG BAGI (Komponen)

Komponen panel kontrol listrik 

Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya. Setiap beban motor listrik berdaya besar diindustri selalu dilengkapi dengan panel kontrol listrik. Guna mengoperasikan motor listrik dimana motor listrik dapat dikendalikan dari dekat maupun jauh diperlukan alat kontrol sebagai penghubung sekaligus sebagi pengatur. Agar motor dan alat kontrolnya dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan baik mesin maupun alat kontrolnya. Komponen-komponen  panel listrik, meliputi: Pengaman listrik, Kontaktormagnit, Time delay, Push botton, Overload, Lampu indikator, Transformator, alat ukur listrik.

1. Pengaman
Pengaman listrik harus selalu dipasang pada setiap panel dengan urutan pemasangan sebagai berikut: NFB dan MCB. Ketentuan yang besarnya arus pengaman tidak boleh melebihi arus nominal kabel yang dipasang pada rangkaian pengendali atau rangkaian pengawatan. 
Pengaman listrik NFB digunakan untuk pengaman induk, MCB 1 Fasa digunakan untuk pengaman rangkaian pengendali dan MCB 3 Fasa untuk pengaman rangkaian pengawatan
MCB atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik melebihi dari kemampuan. Misalnya adanya konsleting dan lainnya. Pemutus tenaga ada yang  untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3 phase terdiri dari tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu kesatuan



 Thermal Over Load/saklar termis selalu dipasang seri dengan beban yang berfungsi sebagai pengaman. Apabila terjadi kelebihan beban, hubung singkat atau gangguan lainnya yang mengakibatkan naik arus secara otomatis, saklar termis akan bekerja memutuskan arus listrik dengan beban sehingga keamanan beban terjaga.
Adapun saklar termis bekerja atas dasar panas. Saklar termis ini dibuat dari dua logam yang disatukan yang dikenal dengan bimetal yang masing-masing mempunyai koefisien muai yang berbeda (yang satu mudah memuai dan yang lainya tidak mudah memuai). Dengan demikian apabila kena panas akibat arus listrik melewati ketentuan, plat bimetal akan membengkok menjauhi plat yang tidak mudah memuai akhirnya plat tidak sambung, dan apabila arus yang mengalir normal atau panas normal maka plat tersebut akan ke posisi semula yang akhirnya arus listrik akan mengalir lagi.
Pemilihan termorelai, yang harus diperhatikan:
a)   Kemampuan hantar arus (KHA)
b)   Tegangan kerja nominal
c)    Nilai nominal arus beban lebih (seting arus beban lebih).
Termorelai hanya mempunyai kontak bantu saja dan diagram kontak-kontak termorelai diberi penomoran seperti berikut:
·     Kontak  nomor 95-96  disebut kontak pembuka (NC)
·     Kontak  nomor 97-98  disebut kontak penutup (NO)
·     Kontak nomor 95–96–98 disebut kontak tukar (NO/NC)



 



2. Kontaktormagnet
Kontaktormagnit adalah saklar yang bekerja berdasarkan elektromagnetis digunakan untuk membuka dan menyambung rangkaian listrik (load).  Kontaktormagnit bekerja untuk merubah kontak-kontak Normally Open (NO) dan Normally Close (NC). Pada kontaktormagnit terdapat dua kontak yaitu: Kontak Utama  (NO) yang diberi nomor terminal 1-2, 3-4 dan 5-6. dan kontak bantu  dengan nomor terminal 13-14 (NO) dan seterusnya serta 21-22 (NC) dan seterusnya. Kontak utama pada terminal 1-3-5 dihubungkan ke sumber energi dan terminal 2-4-6 dihubungkan ke beban (load). Kontaktormagnit pabrikan terdiri dari beberapa kontak diantaranya: 3NO+1NO; 3 NO+1NO 1NC; 3 NO+2NO 2NC. Untuk kemampuan arusnya dapat memilih dengan kemampuan arus 10 A; 15 A; 25 A; 30A; 50 A dll
Untuk memilih kontaktor harus memperhatikan beberapa hal:
a)      Tegangan kerja
b)      Besarnya daya
c)       Kemampuan hantar arus (kontaknya)
d)      Jumlah kontak bantu yang dimiliki.




          

3. Time Delay Relay (TDR)
TDR atau Relai penunda waktu digunakan untuk memperoleh periode waktu yang dapat diatus/sistel menurut kebutuhan. Setelah distel ia tidak boleh dirubah sampai pada saat yang ditentukan, posisinya akan berubah sendiri.

                               
                                                                                                   soket TDR


                                               
Apabila arus listrik mengalir pada terminal 2 dan 7(kumparan) dan waktu sudah diatus maka posisi semula titik 3–1 dan 6–8 terbuka sedangkan titik 4–1 dan titik 5-8 tertutup. Setelah waktunya sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi: titik 3–1 dan  6-8 menutup dan titik 4–1 dan 5–8 membuka. Posisi tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya terputus posisinya kembali ke semula.

4. Tombol
Saklar tekan/tombol (push button), ada dua macam yaitu tombol tekan normally open (NO) dan tombol tekan normallly close (NC). Konstruksinya tombol tekan  ada beberapa jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada juga yang dibuat satu tempat. Jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON dan OFF tergantung keinginan penggunaannya. Tombol tekan tunggal terdiri dari dua terminal, sedang tombol tekan ganda terdiri dari empat terminal. Tombol bekerja pada saat tombol ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.



Tata letak komponen komponen kontrol
a.    Pemasangan komponen
1.    Letak komponen MCB dan kontaktor terpasang dari kanan dengan jarak 0–15 mm dari tepi kanal
2. Penyusunan komponen tidak terbalik posisinya
3.    Pemasangannya semua komponen harus sesuai dengan ukuran tata letak dengan toleransi 5 mm,             misalnya kanal dengan kanal, rel omega dengan kanal atas dan bawah dan sebagainya
4.    Pemasangan semua komponen harus kuat, rapi.
5.    Pemasangan terminal dengan urutan terminal  utama sebelah kiri dan terminal kontrol sebelah kanan     terminal utama.

b.    Pengawatan
1.    Gunakan sepatu kabel pada terminal-terminal: MCB, MC, TOR, dan komponen terminal  I/O
2.    Semua sambungan pada semua komponen harus kuat
3.    Mengunakan warna kabel harus sesuai PUIL dan rapi, pada  kabel pada pintu harus dibungkus dengan spiral plastik dan ditempel pada pintu panel dengan isolasi perekat
4.    Perlu label setiap komponen
5.    Kabel PE pada pintu dan landasan panel harus kuat.

c.    Sambungan rangkaian
1.    Rangkaian sumber daya
     Rangkaian pengaman baik pada F0, F1 , F2 harus sesuai dengan fungsinya
2.  Rangkaian utama
    Rangkaian ini harus kuat dengan penghantar yang sesuai PUIL dan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.
3.  Rangkaian Kontrol
    Rangkaian kontrol tidak dapat terbalik. Rangkaian  kontrol harus terpisah dengan rangkaian utama. Semua komponen pada rangkaian kontrol harus sesuai dengan fungsinya.
4.  Rangkaian indikator
    Rangkaian indikator harus berfungsi sebagai indikator sesuai rencana




Tidak ada komentar:

Posting Komentar