Rabu, 20 Januari 2021

PRINSIP-PRINSIP PENGELASAN

PRINSIP-PRINSIP PENGELASAN


 Deskripsi Umum Las     

    Menurut Deutsche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadan cair.dari definisi tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa las adalah suatu proses dimana bahan dengan jenis yang sama digabungkan menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari pemakaian panas dan tekanan, atau dengan kata lain mengelas adalah menyambung dua buah logam dengan cara melelehkan  menggunakan busur nyala listrik.

Klasifikasi Cara Pengelasan  

Pengelasan dibedakan pada cara kerja alat tersebut bekerja dan bentuk pemanasannya (Wiryosumarto, dkk, 2000). Pengklasifikasian pengelasan berdasarkan cara kerja dapat dibagi dalam tiga kelas utama, yaitu :

1. Pengelasan cair. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api yang terbakar.

2. Pengelasan tekan. Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.

3. Pematrian. Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam cara ini logam induk tidak turut mencair. 

 Las Busur Listrik

    Las busur listrik adalah cara pengelasan dengan mempergunakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Klasifikasi las busur listrik yang digunakan hingga saat ini dalam proses pengelasan adalah las elektroda terbungkus. Prinsip pengelasan las busur listrik adalah sebagai berikut : arus listrik yang cukup padat dan tegangan rendah bila dialirkan pada dua buah logam yang konduktif akan menghasilkan loncatan elekroda yang dapat menimbulkan panas yang sangat tinggi mencapai suhu 5000 0C sehingga dapat mudah mencair kedua logam tersebut.  Selama proses pengelasan fluks yang digunakan untuk membungkus elektroda sebagai zat pelindung yang sewaktu pengelasan ikut mencair. Tetapi karena berat jenisnya lebih ringan dari bahan logam yang dicairkan, maka cairan fluks tersebut mengapung diatas cairan logam dam membentuk terak sebagai penghalang oksidasi. Dalam beberapa fluks bahan tidak terbakar, tetapi berubah menjadi gas pelindung dari logam cair terhadap oksidasi  

    Las cair dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber panas yang digunakan menjadi 3 kelompok yaitu las gas (gas welding), las busur (arc welding) dan las sinar energi tinggi (high energy beam welding).

1.  Las Oksi Asetilen (Oxyacetilene Welding) 
      Pada las oxycetilene, panas dihasilkan dari rekasi pembakaran antara gas acettylene dengan oksigen. Nyala yang dihasilkan terdiri dari dari 2 daerah/zona, yaitu: Daerah  pembakaran primer (primary combution) Menghasilkan panas sekitar 1/3 dari total panas pembakaran  sempurna. 
2. Las Busur 
    - Las busur tungsten gas (gas tunsten arc welding/GTAW)  
    - Las busur logam gas (gas metal  arc welding/GMAW)  
    - Las busur elektroda terbungkus (shielded metal arc welding/SMAW)  
    - Las  busur rendarn (submerged arc welding/SAW)  
    - Las terak listrik (electrosiag welding/ESW)  
    - Las busur  plasma (plasma arc welding/PAW) 
3.  Las sinar   Las sinar elektron (Electron beam welding/EBW)         
    Energi tinggi Las sinar laser (Laser beam welding).Proses pengelasan di mana sumber panas berasal dari     loncatan busur listrik antara elektroda terbuat dari wolfram/tungsten dan logam yang dilas. Pada pengelasan     ini logam induk (logam asal yang akan disambung dengan metode pengelasan biasanya disebut dengan istilah     logam induk) tidak ikut terumpan (non consumable electrode). Untuk melindungi electroda dan daerah las           digunakan gas mulia (argon atau helium). 

Las Busur Tungsten Gas Mulia (Gas Tungsten Arc Welding/GTAW) 
Proses pengelasan di mana sumber panas berasal dari loncatan busur listrik antara elektroda terbuat dari wolfram/tungsten dan logam yang dilas. Pada pengelasan ini logam induk (logam asal yang akan disambung dengan metode pengelasan biasanya disebut dengan istilah logam induk) tidak ikut terumpan (non consumable electrode). Untuk melindungi electroda dan daerah las digunakan gas mulia (argon atau helium). Sumber arus yang digunakan bisa AC (arus bolak-balik) maupun DC (arus searah). 

Skema Las GTAW





Las Busur Electroda Terbungkus (Shielded Metal Arc Welding/SMAW) 
Proses pengelasan di mana panas dihasilkan dari busur listrik antara ujung elektroda dengan logam yang dilas. Elektroda terdiri dari kawat logam sebagai penghantar arus listrik ke busur dan sekaligus sebagai bahan pengisi (filler). Kawat ini dibungkus dengan bahan fluks. Biasanya dipakai arus listrik yang tinggi (10-500 A) dan potensial yang rendah (10-50 V). Selama pengelasan,  fluks mencair dan membentuk terak (slag) yang berfungsi sebagai lapisan pelindung logam las terhadap udara sekitarnya. Fluks juga rnenghasilkan gas yang bisa melindungi butiran-butiran logam cair yang berasal dari ujung elektroda yang mencair dan jatuh ke tempat sambungan


Skema Las GMAW



Las Busur Electroda Terbungkus (Shielded Metal Arc Welding/SMAW) 

Proses pengelasan dimana panas dihasilkan dari busur listrik antara ujung elektroda dengan logam yang dilas. Elektroda terdiri dari kawat logam sebagai penghantar arus listrik ke busur dan sekaligus sebagai bahan pengisi (filler). Kawat ini dibungkus dengan bahan fluks. Biasanya dipakai arus listrik yang tinggi (10-500 A) dan potensial yang rendah (10-50 V). Selama pengelasan,  fluks mencair dan membentuk terak (slag) yang berfungsi sebagai lapisan pelindung logam las terhadap  sekitarnya. Fluks juga rnenghasilkan gas yang bisa melindungi butiran-butiran logam cair yang berasal dari ujung elektroda yang mencair dan jatuh ke tempat sambungan. 


Konstruksi Las SMAW


Tidak ada komentar:

Posting Komentar