MENGHITUNG JUMLAH LAMPU PADA RUANGAN
Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya pasti membutuhkan penerangan. Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat-tempat tersebut karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di tempat tersebut tidak memenuhi standard yang perlu diterapkan.
Perencanaan penerangan suatu tempat harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain intensitas penerangan saat digunakan untuk bekerja, intensitas penerangan ruang pada umumnya, biaya instalasi, biaya pemakaian energi dan biaya pemeliharaannya.
Perlu diperhatikan, perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekitarnya harus dihindari karena mata kita akan memerlukan daya yang besar untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut yang menyebabkan mata mudah lelah.
Untuk mendapatkan hasil penerangan / pencahayaan yang baik dan merata, kita harus dipertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut.
Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan digunakan, dan masih banyak lagi.
Istilah yang sering digunakan dalam pencahayaan dan satuan -satuannya :
1. Intensitas penerangan
Intensitas penerangan adalah kuat cahaya (fluk cahaya) yang
jatuh pada bidang kerja. Satuan untuk itensitas penerangan adalah lux. Intensitas penerangan harus ditentukan bidang kerja (di tempat dimana kerjanya
dilakukan). Bidang kerja umumnya di ambil 80 cm diatas lantai. Besarnya intensitas penerangan pada sutu titik yang jaraknya r dari sumber cahaya adalah :
2. Intensitas cahaya
Intensitas
cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan SI dari intensitas cahaya adalah Candela (Cd).
Sederhananya perbedaan Candela, Lux dan Lumen adalah :
> Candle. Semakin besar nilai Candle (cahaya lampu) maka lampu semakin terang. Candle dihitung dari satu titik sumber lampu> Lumen, tingkat cahaya yang diarahkan dari sumber lampu. Lumen menjadi angka kekuatan cahaya pada saat cahaya di arahkan pada sudut tertentu. Angka Lumen bisa berubah walau mengunakan cahaya dari lampu dengan Candle yang sama. Karena cahaya bisa diarahkan dengan reflektor.> Lux adalah hasil akhir jatuhnya cahaya. Berapapun angka Candle dan Lumen tidak berlaku di Lux. Lux hanya menghitung cahaya sinar pada satu ruang saja, dan angka cahaya terang dari Lux. Sehingga digunakan untuk pencahayaan lampu rumah atau lampu jalan. dan seberapa luas cahaya bisa menerangi satu bidang.
Daya Pencahayaan Maksimum Menurut SNI
- * Ruang Kantor/ Industri = 15 watt / m2
- * Rumah tak melebihi = 10 watt / m2
- * Toko = 20-40 watt / m2
- * Hotel = 10-30 watt / m2
- * Sekolah = 15-30 watt / m2
- * Rumah sakit = 10-30 watt / m2
Coba terapkan perhitungan tersebut di atas pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. misalnya sebuah rumah dengan luas 42 m persegi, maka jumlah daya untuk lampu harus dibawah 420 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.
Terdapat dua aspek penting dari perencanaan penerangan, pertama yaitu menentukan jumlah armature yang dibutuhkan berdasarkan nilai intensitas yang diberikan, sedangkan yang kedua adalah rekomendasi pemasangan berdasarkan bentuk ruangan.
Untuk mendapatkan JUMLAH LAMPU pada suatu ruang dapat dihitung dengan metode factor utilisasi ruangan, rumusnya adalah sebagai berikut :
N = ( 1.25 x E x L x W ) / ( kΦ x η LB x η R )
Dimana :
N = Jumlah armature/titik lampu
1.25 = Faktor Perencanaan
E = Intensitas Penerangan ( Lux )
L = Panjang Ruang ( meter )
W = Lebar Ruang ( meter )
Φ = Flux Cahaya ( Lumen )
η LB = Efisiensi armature ( 0,7-0,8 % )
η R = Factor Utilisasi Ruangan ( 0.91 )
Faktor ruangan ( k ) dapat diketahui dari data dimensi ruangan, rumusnya sebagai berikut :
K = ( A x B ) / ( h ( A + B ))
Dimana :
A = lebar ruangan ( meter )
B = panjang ruangan ( meter )
H = tinggi ruangan ( meter )
h = H – 0.85 ( meter )
TABEL KUAT PENERANGAN (E)
Perkantoran = 200 - 500 Lux
Apartemen / Rumah = 100 - 250 Lux
Hotel = 200 - 400 Lux
Rumah sakit / Sekolah = 200 - 800 Lux
Basement / Toilet / Coridor / Hall / Gudang / Lobby = 100 - 200 Lux
Restaurant / Store / Toko = 200 - 500 Lux
Efisiensi Penerangan
Fluk cahaya yang dikelaurkan lampu tidak semuanya mancapai bidang kerja karena sebagian akan dipancarkan ke dinding dan langit-langit ruangan, oleh sebab itu untuk meentukan fluk cahayaperlu memperhitungkan efisiensi atau rendemen. Fluk cahaya yang hilang adalah fluk cahaya yang diserap oleh iding, langit-langit dan gorden. Jika efisiensi E turun 20 % hinggga lampu harus diganti atau dibersihkan. Penggantian lampu sebaiknya dilakukan per kelompok. Adapun rumus untuk menetukan efisiensi tersebut adalah :
dimana :
Øg = Fluk cahaya yang berguna yang mencapai bidang
kerja secara langsung maupun tidak langsung setelah dipantulkan oleh dinding
dan langit-langit
Øo = Fluk cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber
cahaya yang ada dalam ruangan
Sedangkan besarnya fluk cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang adal dalam ruangan adalah :
Jarak Sumber Cahaya
Efisisensi penerangan juga dipengaruhi olehcara penempatan atau jaraksumber cahaya pada ruangan, jarak α antar cahaya sumber sedapat mungkin harus sama untuk kedua arah. Jarakk sumber cahaya yang paling luar dengan dinding harus sama dengan 0,5 a. Besarnya a dan h sedapat mungkin harus sama. Untuk ruangan kecil dimana a<h maka untuk ruangan umum sebaiknya digunakan 4 armatur.
Contoh perhitungan penerangan
Parameter perencanaan untuk perhitungan penerangan ruang dipengaruhi oleh dimensi ruangan, kualitas cahaya yang disesuaikan dengan fungsi ruangan, jumlah lampu tiap armature, jenis lampu dan warna ruangan. Dari data-data tersebut dapat diketahui jumlah armature dan pemasangannya.
Suatu contoh perencanaan penerangan ruang meeting dengan data dimensi ruangan :
A = 15 meter, B = 8 meter, H = 3.5 meter dan h = 2.5 meter
Intensitas yang dikehendaki pada ruangan sebesar 300 Lux Lampu yang dipakai adalah Osram Dulux EL/D 2x24 Watt dari data di kardusnya memiliki 1800 lumen dan nilai efisiensi armature sebesar 0.58.
Tingkat refleksi ruangan diketahui sebagai berikut : langit-langit = 0.8 ; dinding = 0.5 dan lantai 0.3.
Factor utilitas ruangan diketahui dari table sebesar 0.91
- perhitungan dimulai dengan mencari factor ruangan ( k )
K = ( A x B ) / ( h ( A + B ))
K = ( 15 x 8 ) / ( 2.5 ( 15 + 8 ))
K = ( 120 ) / ( 57.5 ) = 2
- setelah itu baru dicari jumlah armature-nya ( n )
N = ( 1.25 x E x L x W ) / ( kΦ x η LB x η R )
N = ( 1.25 x 300 Lux x 15 m x 8 m ) / ( 2 x 1800 x 0.58 x 0.91 )
N = 23
Jadi jumlah armature-nya 23, dibulatkan menjadi 24 armature, disarankan dibagi menjadi 3 baris tiap barisnya terdiri dari 8 armature untuk dimensi ruangan seperti tersebut di atas.
Dengan menggunakan Rumus lain untuk menentukan jumlah lampu penerangan dalam suatu ruangan.
Rumus:
Penjelasan Rumus diatas, adalah :
N = Jumlah titik lampu
E = Kuat penerangan (Lux), rumah atau apartemen standar 100lux - 250lux
L = Panjang (Length) ruangan dalam satuan Meter
W = Lebar (Width) ruangan dalam satuan Meter.
Ø = Total nilai pencahayaan lampu dalam satuan LUMEN
LLF = (Light Loss Factor) atau Faktor kehilangan atau kerugian cahaya, biasa nilainya antara 0,7–0,8
Cu = Coeffesien of Utillization/faktor pemanfaatan (50% - 65%)
n = Jumlah Lampu dalam 1 titik
Sebagai contoh perhitungan untuk mengetahui seberapa banyak kebutuhan lampu dalam suatu ruangan, kita dapat mengambil data berikut:
Contoh:
Suatu ruangan Kamar tidur berukuran Panjang 5 meter dan Lebar 4 Meter di dalam Rumah tinggal, hendak dipasang Lampu TL 40 Watt, Berapa banyak lampu TL 40 Watt yang dibutuhkan untuk memberikan pencahayaan yang baik dalam ruangan Kamar tidur tersebut ?
Diketahui:
Dapat kita lihat, dari data standar kuat pencahayaan diatas bahwa untuk ruangan Kamar tidur di rumah tinggal adalah : 120 Lux – 250 Lux.
Kita ambil Nilai tengah sekitar 200 Lux
Maka diketahui, E = 200 Lux.
Panjang ruangan atau L = 5 meter
Lebar ruangan atau W = 4 meter
Nilai Lumen lampu atau Ø = 40 Watt x 75 Lumen
Ø = 3000 Lumen.
Untuk sistem penerangan langsung dengan warna plafon dan dinding terang, Nilai Koefisien atau CU ( coeffesien of utilization ) adalah : 50-65 %.
Untuk Hal ini, kita bisa ambil nilai terendah yaitu 50 % atau 0,5
Light loss factor ( LLF ) = 0,7-0,8. LLF tergantung ; kebersihan sumber cahaya, tipe kap lampu, penyusutan cahaya dari permukaan lampu, dan lainnya
Nilai LLF kita ambil nilai sebesar = 0,7
Jumlah lampu dalam satu titik (n) adalah 1
Maka,
N = E x L x W
Ø x LLF x Cu x n
N = 200
LUX x 5 meter x 4 meter
3000 Lumen x 0,7 x 0,5
x 1
N = 4000
1050
N = 3,8 (dibulatkan menjadi 4 buah lampu)
Maka didapat bahwa Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk memberikan pencahayaan pada Kamar tidur di Rumah tinggal adalah sebanyak 4 Buah dengan Lampu yang digunakan adalah TL 40 Watt.
Atau jumlah watt yang dibutuhkan adalah 4 x 40 watt = 160 watt.