Minggu, 03 Oktober 2021

INSTALASI LISTRIK 3 FASA

 

Memahami Instalasi Penerangan 3 Fase

 

Pada istilah umum di Indonesia, sistem 3-phase ini lebih familiar dengan nama sistem R-S-T. karena memang umumnya menggunakan simbol “R”, “S” , “T” untuk tiap penghantar phasenya serta simbol “N” untuk penghantar netral.

Listrik 3-phase adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3 penghantar yang mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120 degree. Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar tadi : hubungan bintang (“Y” atau star) dan hubungan delta. Sesuai bentuknya, yang satu seperti huruf “Y” dan satu lagi seperti simbol “delta”. Tetapi untuk bahasan ini kita akan lebih banyak membicarakan mengenai hubungan bintang saja. Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3-phase ini : Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan istilah Voltage line to line) dan tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage line to netral). Sistem tegangan yang dipakai pada gambar dibawah adalah yang digunakan PLN pada trafo distribusi JTR (380V/220V), dengan titik netral ditanahkan.

Tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, dan

PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikan tegangannya oleh Transformator penaik tegangan (Step Up Transformator )  yang ada di Pusat Listrik.Saluran tegangan tinggi di PLN kebanyakan mempunyai tegangan  70 kV, 150 kV dan 500 kV. (Zuhal. 2001), Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi hingga  ke Gardu Induk  ( GI ) untuk diturunkan tegangannya melaluiTransformator penurun tegangan ( Step down

Transformator )  menjadi tegangan menengah atau yang disebut juga tegangan distribusi primer Tegangan distribusi primer yang digunakan oleh  PLN adalah tegangan  20 kV. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer kemudian diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380/220 Volt , untuk selanjutnya disalurkan kerumah-rumah pelanggan PLN melalui Sambungan Rumah

 Pengertian Instalasi listrik domestik dan non domestic

        Instalasi domestik adalah instalasi listrik dalam bangunan untuk perumahan / tempat tinggal dan  Instalasi non domestik adalah instalasi listrik bukan untuk perumahan atau industri misalnya,perkantoran, mal, pusat perbelanjaan dll. Ruang lingkup instalasi terdiri atas Instalasi penerangan, instalasi PHB ( Perlengkapan Hubung Bagi), gawai proteksi dan pembumian, (Heru S & Suleman, 2009).

 2.3  Pemasangan instalasi :

       Pemasangan instalasi dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut,  gambar situasi , letak

bangunan dimana instalasi akan dipasang,  gambar instalasi, rencana penempatan bahan instalasi,rencana penyambungan, hubungan antara peralatan, sarana pelayanan dan PHB,   Diagram instalasi garis tunggal,  diagram PHB,  bahan yang dipakai, serta ukuran dan jenis penghantar. Penyebab terjadinya hubung singkat pada sebuah instalasi penerangan maupun tenaga  dikarenakan  perencanaan system instalasi listrik tidak sesuai dengan standar PUIL 2000 ( Peraturan Umum Instalasi Listrik), seperti material kabel yang digunakan, alat-alat pengaman, system pembumian, system koneksi antara kabel satu dengan lainnya,  KHA ( Kuat Hantar Arus ) yang semuanya tidak  standar.

 

A.   Perangkat Hubung Bagi (PHB)

Perlengkapan Perangkat Hubung Bagi (PHB) 3 Fasa Untuk pemakaian tenaga listrik system pembagian arusnya berbeda dengan pembagian arus pada rumah biasa untuk  itu dipergunakan PHB 3 Fasa yang terdiri dari satu grup atau lebih.

Perlengkapan PHB 3 Fasa terdiri dari.

1)    Rumah PHB

2)    Sakelar penghubung Utama

3)    Sekering utama

4)    Rel pembagi

5)    Sakelar pembagi

6)    Sekering pembagi

7)    Sambungan tanah ( grounding)

8)    Perlengkapan alat ukur listrik.

            Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan untuk mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box,  panel, atau lemari.

            Perangkat hubung bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai itu sendiri pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi (penghantar), pemindahan daya (transformator). Sebelum tenaga listrik sampai ke peralatan konsumen seperti motor-motor, katup solenoid, pemanas, lampu-lampu penerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB terlebih dahulu.

 

1)    MCB (Miniature Circuit Breaker)

            Alat pengaman arus lebih adalah pemutus sirkit mini yang selanjutnya disebut MCB. MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubungan pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relai arus lebih seketika digunakan electromagnet.

MCB sering disebut juga pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskansirkit secara otomatis apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut. Pengaman otomatis dapatlangsung dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan (trip) akibat adanya gangguan arus hubung singkat dan beban lebih.

  

a.    Cara kerja MCB sebagai berikut: (Setiawan

HV. 1981).

a.Thermis; prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua jenis logam yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut dilas jadi satu keping (bimetal) dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika arus yang melalui bimetal tersebut melebihi arus nominal yang diperkenankan maka bimetal tersebut akan melengkung dan memutuskan aliran listrik. 30

 b.Magnetik; prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus hubung singkat yang cukup besar untuk menarik sakelar mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetis. Semakin besar arus hubung singkat, maka semakin besar gaya yang menggerakkan sakelar tersebut sehingga lebih cepat memutuskan rangkaian listrik dan gagang operasi akan kembali ke posisi off. Busur api yang terjadi masuk ke dalamruangan yang berbentuk pelat-pelat, tempat busur api dipisahkan, didinginkan dan dipadamkan dengan cepat. 

2)  MCCB

MCCB atau Moulded Case Circuit Breaker adalah alat pengaman yang berfungsi sebagai pengamanan terhadap arus hubung singkat dan arusbeban lebih. MCCB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat disetting sesuai kebutuhan. Spesifikasi MCCB pada umumnya dibagi dalam 3 parameter operasi yang terdiri dari: (Setiawan HV.1981).

a. Ue (tegangan kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut:  e = 250 V dan

660 V

b. Ie (arus kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut: Ie = 40 A-2500 A

c.  Icn (kapasitas arus pemutusan), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut

Icn = 12 kA-200 kA

3)  Fitting lampu

merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menempatkan lampu dengan kawat hantaran instlasi secara aman. menurut penggunaannya dapat dibagi menjadi tiga jenis  : fiting langit -langit, fiting gantung, dan fiting kedap air.

a. Fiting langit-langit

Pemasangan fiting langit-langit ditempelkan pada langit-langit (eternit) dan dilengkapi dengan roset. Roset diperlukan untuk meletakan/penyekerupan fiting supaya  kokoh kedudukannya pada langit-langit.

b. Fiting gantung

Pada fiting gantung dilengkapi dengan tali snur yang berfungsi sebagai penahan  beban bola lampu dan kap lampu, serta untuk menahan konduktor dari tarikan beban  tersebut.

c. Fiting kedap air

Fiting kedap air merupakan fiting yang tahan terhadap resapan/rembesan air.  Fiting jenis ini dipasang di tempat lembab atau tempat yang mungkin bisa terkena air  misalnya fiting untuk di kamar mandi. Konstruksi fiting ini terbuat dari porselin,  dimana bagian kontaknya terbuat dari logam kuningan atau tenbaga dan bagian ulirnya dilengkapi dengan  karet yang berbentuk cincin sebagai penahan air.

4Stop kontak

Stop kontak adalah suatu piranti dalam instalasi listrik sebagai alat penghubung beban dengan sumber listrik. Macam dan jenis stop kontak di pasaran ada 2 jenis, yaitu stop kontak 1 fasa dan  stop  kontak 3 fasa.

Penggunaan dan pemasangan kontak ada beberapa ketentuan antara lain :

a. Kotak-kontak dinding fasa satu harus dipasang hingga kontak netralnya ada  disebelah kanan (ayat 206 B4).

b. Kotak-kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter di atas lantai harus dilengkapi dengan tutup (ayat 840 C5)

c. Kotan-kontak yang dipasang dilantai harus tertutup (ayat 511 B4)

d. Kotak-kontak dinding dengan pengaman harus dipasang hantaran pengaman (ayat 321 B1 sub b4)

e. Ruangan yang dilengkapi dengan kotak kontak dengan kotak pengaman, tidak boleh dipasang kotak-kontak tanpa pengaman, kecuali kotak-kontak tegangan  rendah dan untuk pemisahan pengaman (ayat 321 B1 sub b4)

f. Pada satu tusuk kontak, hanya boleh dihubungkan satu kabel yang dapat dipindah- pindah (ayat 511 A9 sub c)

g. Kemampuan kotak-kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan daya yang  dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A (ayat 840 C6).

 

5)  Sakelar

    Sakelar sebagai penghubung dan pemutus arus  listrik. Dalam instalasi listrik, penghubung dan pemutus arus listrik secara manual disebut dengan sakelar mekanis diantaranya sakelar togel (toggle swich). Beberapa jenis sakelar togel antara lain: (Heru S & Suleman, 2009)

a. Sakelar SPST (Single Pole Single Throw Switch), merupakan sakelar togel yang terdiri dari satu kutub dengan satu arah, yaitu sebagai pemutus dan  penghubung saja. Sakelar inihanya digunakan pada motor dengan daya >1HP.

b.  Sakelar SPDT (Single Pole Double Throw Switch), merupakan sakelar yang terdiri dari satu kutub dengan dua arah hubungan. Sakelar ini dapat bekerja sebagai penukar. Dalam pemutusan dan menghubungkan hanya bagian kutub positif atau fasanya saja.

c. Sakelar DPST (Double Pole Single Throw Switch), merupakan sakelar yang terdiri dari dua kutub dengan satu arah. Jadi hanya dapat menghubung dan memutus saja. Untuk jenis konstruksi putar jenis sakelar ini banyak dijumpai pada kotak sekering instalasi rumah (panel hubung bagi yang paling sederhana).

d. Sakelar DPDT (Double Pole Double Throw Switch), merupakan sakelar yang terdiri dari dua kutub dengan dua arah. Sakelar jenis ini dapat digunakan sebagai penukar. Pada instalai motor dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor arus arus searah dan dan motor satu fasa. Juga dapat digunakan sebagai pelayanan dua sumber tegangan pada satu motor.

e. Sakelar TPST (Three Pole Single Trhow Switch), merupakan sakelar dengan satu arah pelayanan. Digunakan untuk motor 3 fasa atau system 3 fasa lainnya.

f. Sakelar TPDT (Three Pole Double Trhow Switch), merupakan sakelar dengan tiga kutub yang dapat bekerja kedua arah. Sakelar ini digunakan pada instalasi motor tiga fasa atau system tiga fasa lainnya. Juga dapat digunakan sebagai pembalik putar motor 3 fasa, layanan motor 3 fasa dari dua sumber dan juga sebagai starter bintang segitiga yang sangat sederhana.


      
 Kemungkinan lainnnya merupakankemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Seperti penambahan beban yang akan mengacu pada kenaikan arus beban

sehingga perhitungan KHA penghantar untuk memilih luas penampang penghantar akan berbeda. Drop tegangan maksimum yang diizinkan adalah dua persen untuk penerangan dan lima persen untuk instalasi daya.

 

6)   Steker atau staker atau sering disebut juga colokan listrik/tusuk kontak,     

     karena memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang berfungsi untuk menghubung alat listrik dengan aliran listrik,ditancap pada kenal stp kontak  sehingga alat listrik itu dapat digunakan.

 7)  Kotak sekering

     Fungsi kotak sekering adalah sebagai tempat pembagi listrik disamping sebagai pengaman dalam instalasi rumah/banguna.kotak sekering terdiri dari beberapa bagian diantaranya patron lebur yang berfungsi untuk memutus rangkaian listik apabila terjadi hubung singkat. Ada dua jenis patron lebu berdasarkan pemutusannya yaitu patron lebur manual dan Patron lebur yang bekerja secara otomatis.

Berdasarkan waktu pemutusannya, pengaman-pengaman otomatis dapat  terbagi atas Otomat-L, Otoma-H, dan Otomat-G.

a). Otomat-L (Untuk Hantaran)

     Pada Otomat jenis ini pengaman termisnya  disesuaikan dengan meningkatnya suhu hantaran. Apabila terjadi beban lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu nilai tertentu, elemen dwi logamnya akan memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung singkat, arusnya diputuskan oleh pengaman elekromagnetiknya. Untuk arus bolak-balik yang sama dengan 4 In-6 In dan arus searah yang sama dengan 8 In pemutusan arusnya berlangsug dalam waktu 0.2 sekon.

b).   Otomat-H (Untuk Instalasi Rumah)

       Secara termis jenis ini sama dengan Otomat-L.  Tetapi pengaman elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 sekon, jika arusnya sama dengan 2,5 In–3 In untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4 In untuk arus searah. Jenis Otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada instalasi rumah, arus gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengan cepat. Jadi kalau terjadi gangguan tanah, bagian-bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama bertegangan.

c).  Otomat-G

       Jenis Otomat ini digunakan untuk  mengamankan motor-motor listrik kecil untuk arus

bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk penerangan,

misalnya penerangan pabrik. Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In-11 In untuk arus bolak-balik atau pada 14 In untuk arus searah. Kontak-kontak sakelarnya dan ruang pemadam busur apinya memiliki konstruksi khusus. Karena itu jenis Otomat ini dapat memutuskan arus hubung singkat yang besar, yaitu hingga 1500 A.

8) Perlengkapan alat ukur listrik.

Kelengkapan pada panel listrik sebagai indikator penunjuk besaran listrik adalah alat ukur ampermeter dan voltmeter.

Alat ukur Ampermeter dipasang secara seri dengan beban dan Voltmeter  dipasang secara paralel dengan beban.

a.    Ampermeter

 

Ampere meter berfungi untuk mengukur arus pada suatu rangkaian elektronika maupun rangkaian elektrikal, ampere meter memiliki satuan A (ampere) atau biasa di tulis dengan rumus I, dan ini susunan tangganya

 ÂµA, mA, A, kA,

 cara kerja alat ini adalah dengan menderetkannya, atau memasang sacara seri kedalam suatu penghantar, biasanya Ampere meter dapat bekerja bila sobat pasang di bagian penghantar paling ujung.

  b.) Voltmeter

Volt artinya tegangan, dan meter adalah satuan pengukuran. Volt Meter digunakan untuk mengukur tegangan yang masuk dalam suatu rangkaian, alat ukur ini lebih sering digunakan oleh teknisi elektronika karena para teknisi elektronika harus mengetahui seberapa volt tegangan yang masuk kedalam rangkaiannya, berbeda dengan para teknisi elektrikal, atau instalatir yang sudah mengetahui bahwa tegangan umum yang terdapat diindonesia adalan 200-220V untuk 1 fhasa dan 380v untuk 3 fhasa yang kurang untuk penggunaan alat ini

 

Cara kerja alat ukur ini adalah dengan memasangnya secara paralel – dan + bila arus DC, F dan N bila AC 1 Fhasa dan R dan s, R dan T, S dan T untuk AC 3 fhasa.

Volt di lambangkan dengan V

Selasa, 21 September 2021

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

 KOMPONEN-KOMPONEN INSTALASI LISTRIK


Komponen Pokok Instalasi 
Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi listrik. Dalam pemasangan instalasi listrik banyak macamnya, untuk memudahkan bagi siswa / instalatir komponen tersebut dikelompokan : 
1. Bahan Penghantar 
2. Kotak Kontak 
3. Fiting 
4. Saklar 
5. Pengaman 
6. Peralatan Pelindung 
Komponen instalasi listrik yang akan dipasang pada instalasi listrik , harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 
a. Keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi listrik pada kondisi normal. 
b. Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin keamanan system instalasi listrik. 
c. Kontinuitas, komponren dapat bekerja secara terus menerus pada kondisi norma

1. bahan penghantar
Bahan penghantar adalah bahan yang dapat menghantarkan arus listrik dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Bahan penghantar dapat digalongkan menjadi tiga bagian:

a.     Penghantar bentuk padat;Tembaga ,aluminium,baja.
b.  Bentuk Cair (elektrolit) termasuk jenis air raksa,asam sulfat,perak   nitrat.
c.     Bentuk gas,gas neon,gas argon,gas krypton.

Sifat-sifat yang dimiliki oleh penghantar:

1.      Sifat kelistrikan.

Bahan penghantar yang paling baik adalah bahan yang mempunyai tahanan jenis yang paling kecil.Tembaga adalah jenis penghantar yang paling baik setelah perak.akhir-akhir ini juga banyak digunakan aluminium dan baja sebagai penghantar walupun tahanan jenisnya agak besar.

Tabel 1.  Tahanan Jenis Penghantar  

Nama bahan

Tahanan jenis

Perak
Tembaga
Cobalt
Emas
Aluminium
Wolfram
Seng
Kuningan
Nikel
Platina
Nikelin
Baja
Timbal
0,016
0,0175
0,022
0,022
0,03
0,05
0,06
0,07
0,079
0,1
0,42
0,13
0,21

Dari tabel yang kita lihat,semakin kecil tahanan jenis suatu bahan penghantar,berarti semakin baik daya hantar listriknya. Namun ada juga jenis penghantar lain, yakni Penghantar tembaga setengah keras (BCC ½ H = Barch Copper Conductor Half Hard) memiliki nilai tahanan jenis 0,0185.

Kabel instalasi berselubung Penggunaan kabel instalasi berselubung jika dibandingkan dengan dalam pipa diantaranya : 

  1.  Lebih mudah dibengkokan 
  2. Lebih tahan terhadap pengaruh asam dan uap atau gas tajam 
  3. Sambungan dengan alat pemakai dapat ditiup lebih rapat 
Beberapa pengertian huruf yang digunakan pada kode kabel disusun dalam nomenklatur kabel diantaranya adalah : 

N : kabel standar dengan penghantar tembaga 
NA : kabel standar dengan penghantar aluminium 
Y : Isolasi atau selubung PVC 
F : Perisai kawat baja pipih 
R : Perisai kawat baja bulat 
Gb : Spiral pita baja 
re : penghantar padat bulat 
rm : penghantar bulat kawat banyak 
se : penghantar padat bentuk sektor 
sm : penghantar kawat banyak bentuk sektor

contoh 2.1 NAYFGbY 4 x 120 SM 0,6/1 kV Artinya : kabel jenis standar dengan penghantar aluminium kawat banyak bentuk sektor, berisolasi dan berselubung PVC, dengan perisai kawat baja pipih dan spiral pita baja. Jumlah urat empat, luas penampang nominal masing-masing 120 mm2 , dan tegangan kerja nominal 0,6/1 kV. Salah satu jenis kabel instalasi berselubung adalah kabel jenis NYM, dimana kabel ini memiliki penghantar tembaga polos bersiolasi PVC dengan luas penampang 1,5 mm2 – 10 mm2 dan penghantarnya kawat tunggal. Untuk penampang 16 mm 2 ke atas penghantarnya terdiri atas sejumlah kawat yang dipilin menjadi satu. Kemampuan menghantar arusnya dari kabel NYM ini dapat dijelaskan pada tabel 2.2. Tbel 2.2 ini berlaku untuk semua kabel instalasi yang berisolasi dan berselubung PVC termasuk kabel fleksibel dengan penghantar tembaga suhu maksimum 70OC pada suhu keliling 30OC. 


Tabel 2.  Kemampuan hantar arus kabel instalasi berisolasi dan berselubung PVC

Sedangkan warna selubung luar kabel PVC telah dibakukan sebagaimana ayat 720 G1 seperti dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 3.  Warna selubung luar kabel PVC


 2. Kontak Listrik
a. Kotak-kontak (stop kontak) Kotak kontak merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan listrik yang diperlukan untuk pesawat atau alat listrik. Tegangan Sunber listrik ini diperoleh dari hantaran fasa dan netral yang berasal dari PLN. Kotak kontak dipasang dengan ketinggian dari lantai  125 cm  - 150 cm. Jika dipaang kurang dari etinggian tersebut maka kotak kotak harus dilengkapi dengan pelindung.  Simbol dan jenis kotak kontak dapat dilihat pada gambar.


. b. Kontak Tusuk
Kontak tusuk digunakan untuk menghubungkan pesawat atau alat listrik yang dipasang tetap ataupun dapat dipindah-pindahkan
Penggunaan dan pemasangan kontak ada beberapa ketentuan antara lain : 
a. Kotak-kontak dinding fasa satu harus dipasang hingga kontak netralnya ada disebelah kanan (ayat 206 B4). 
b. Kotak-kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter di atas lantai harus dilengkapi dengan tutup (ayat 840 C5) 
c. Kotan-kontak yang dipasang dilantai harus tertutup (ayat 511 B4) 
d. Kotak-kontak dinding dengan pengaman harus dipasang hantaran pengaman (ayat 321 B1 sub b4) 
e. Ruangan yang dilengkapi dengan kotak kontak dengan kotak pengaman, tidak boleh dipasang kotak-kontak tanpa pengaman, kecuali kotak-kontak tegangan rendah dan untuk pemisahan pengaman (ayat 321 B1 sub b4) 
f. Pada satu tusuk kontak, hanya boleh dihubungkan satu kabel yang dapat dipindahpindah (ayat 511 A9 sub c) 
g. Kemampuan kotak-kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan daya yang dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A (ayat 840 C6)

2. Sakelar 
Sakelar berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik. Sakelar dan pemisah harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain : 
a. Dapat dilayani secara aman tanpa harus memerlukan alat bantu 
b. Jumlahnya harus sesuai hingga semua pekerjaan pelayanan, pemeliharaan, dan perbaikan instalasi dapat dilakukan dengan aman. 
c. Dalam keadaan terbuka, bagian sakelar atau pemisah bergerak harus tidak bertegangan (ayat 206 B1). d. Harus tidak dapat terhubungkan sendiri karena pengaruh gaya berat (ayat 206 B1). 
e. Kemampuan sakelar minimal sesuai dengan gaya daya alat yang dihubungkannya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A (ayat 840 C6).
f. Jarak pemasangan ketingian dari lantai 125 cm - 150 cm

 Simbol ,lambang dan konstruksi dari berbagai jenis sakelar ini dapat dilihat pada gambar  


Menurut konstruksinya sakelar dikelompokkan menjadi : sakelar kontak, sakelar tumpuk atau sakelar paket, sakelar sandung, sakelar tuas, dan sakelar giling. Sedangkan ditinjau dari cara kerjanya (jenis alat penghubungnya), dapat dikelompokkan menjadi : sakelar putar, sakelar balik, sakelar tarik, sakelar jungkit, dan sakelar tombol tekan. Jika ditinjau dari hubungan dan jenis alat penghubung, sakelar dibedakan menjadi : sakelar tunggal, sakelar dwi-kutub (kutub ganda), sakelar tri-kutub, sakelar seri, sakelar tukar dan sakelar silang







Minggu, 19 September 2021

PERANGKAT HUBUNG BAGI (Komponen)

Komponen panel kontrol listrik 

Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya. Setiap beban motor listrik berdaya besar diindustri selalu dilengkapi dengan panel kontrol listrik. Guna mengoperasikan motor listrik dimana motor listrik dapat dikendalikan dari dekat maupun jauh diperlukan alat kontrol sebagai penghubung sekaligus sebagi pengatur. Agar motor dan alat kontrolnya dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan baik mesin maupun alat kontrolnya. Komponen-komponen  panel listrik, meliputi: Pengaman listrik, Kontaktormagnit, Time delay, Push botton, Overload, Lampu indikator, Transformator, alat ukur listrik.

1. Pengaman
Pengaman listrik harus selalu dipasang pada setiap panel dengan urutan pemasangan sebagai berikut: NFB dan MCB. Ketentuan yang besarnya arus pengaman tidak boleh melebihi arus nominal kabel yang dipasang pada rangkaian pengendali atau rangkaian pengawatan. 
Pengaman listrik NFB digunakan untuk pengaman induk, MCB 1 Fasa digunakan untuk pengaman rangkaian pengendali dan MCB 3 Fasa untuk pengaman rangkaian pengawatan
MCB atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik melebihi dari kemampuan. Misalnya adanya konsleting dan lainnya. Pemutus tenaga ada yang  untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3 phase terdiri dari tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu kesatuan



 Thermal Over Load/saklar termis selalu dipasang seri dengan beban yang berfungsi sebagai pengaman. Apabila terjadi kelebihan beban, hubung singkat atau gangguan lainnya yang mengakibatkan naik arus secara otomatis, saklar termis akan bekerja memutuskan arus listrik dengan beban sehingga keamanan beban terjaga.
Adapun saklar termis bekerja atas dasar panas. Saklar termis ini dibuat dari dua logam yang disatukan yang dikenal dengan bimetal yang masing-masing mempunyai koefisien muai yang berbeda (yang satu mudah memuai dan yang lainya tidak mudah memuai). Dengan demikian apabila kena panas akibat arus listrik melewati ketentuan, plat bimetal akan membengkok menjauhi plat yang tidak mudah memuai akhirnya plat tidak sambung, dan apabila arus yang mengalir normal atau panas normal maka plat tersebut akan ke posisi semula yang akhirnya arus listrik akan mengalir lagi.
Pemilihan termorelai, yang harus diperhatikan:
a)   Kemampuan hantar arus (KHA)
b)   Tegangan kerja nominal
c)    Nilai nominal arus beban lebih (seting arus beban lebih).
Termorelai hanya mempunyai kontak bantu saja dan diagram kontak-kontak termorelai diberi penomoran seperti berikut:
·     Kontak  nomor 95-96  disebut kontak pembuka (NC)
·     Kontak  nomor 97-98  disebut kontak penutup (NO)
·     Kontak nomor 95–96–98 disebut kontak tukar (NO/NC)



 



2. Kontaktormagnet
Kontaktormagnit adalah saklar yang bekerja berdasarkan elektromagnetis digunakan untuk membuka dan menyambung rangkaian listrik (load).  Kontaktormagnit bekerja untuk merubah kontak-kontak Normally Open (NO) dan Normally Close (NC). Pada kontaktormagnit terdapat dua kontak yaitu: Kontak Utama  (NO) yang diberi nomor terminal 1-2, 3-4 dan 5-6. dan kontak bantu  dengan nomor terminal 13-14 (NO) dan seterusnya serta 21-22 (NC) dan seterusnya. Kontak utama pada terminal 1-3-5 dihubungkan ke sumber energi dan terminal 2-4-6 dihubungkan ke beban (load). Kontaktormagnit pabrikan terdiri dari beberapa kontak diantaranya: 3NO+1NO; 3 NO+1NO 1NC; 3 NO+2NO 2NC. Untuk kemampuan arusnya dapat memilih dengan kemampuan arus 10 A; 15 A; 25 A; 30A; 50 A dll
Untuk memilih kontaktor harus memperhatikan beberapa hal:
a)      Tegangan kerja
b)      Besarnya daya
c)       Kemampuan hantar arus (kontaknya)
d)      Jumlah kontak bantu yang dimiliki.




          

3. Time Delay Relay (TDR)
TDR atau Relai penunda waktu digunakan untuk memperoleh periode waktu yang dapat diatus/sistel menurut kebutuhan. Setelah distel ia tidak boleh dirubah sampai pada saat yang ditentukan, posisinya akan berubah sendiri.

                               
                                                                                                   soket TDR


                                               
Apabila arus listrik mengalir pada terminal 2 dan 7(kumparan) dan waktu sudah diatus maka posisi semula titik 3–1 dan 6–8 terbuka sedangkan titik 4–1 dan titik 5-8 tertutup. Setelah waktunya sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi: titik 3–1 dan  6-8 menutup dan titik 4–1 dan 5–8 membuka. Posisi tersebut akan tidak berubah, kecuali aliran listriknya terputus posisinya kembali ke semula.

4. Tombol
Saklar tekan/tombol (push button), ada dua macam yaitu tombol tekan normally open (NO) dan tombol tekan normallly close (NC). Konstruksinya tombol tekan  ada beberapa jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada juga yang dibuat satu tempat. Jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON dan OFF tergantung keinginan penggunaannya. Tombol tekan tunggal terdiri dari dua terminal, sedang tombol tekan ganda terdiri dari empat terminal. Tombol bekerja pada saat tombol ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.



Tata letak komponen komponen kontrol
a.    Pemasangan komponen
1.    Letak komponen MCB dan kontaktor terpasang dari kanan dengan jarak 0–15 mm dari tepi kanal
2. Penyusunan komponen tidak terbalik posisinya
3.    Pemasangannya semua komponen harus sesuai dengan ukuran tata letak dengan toleransi 5 mm,             misalnya kanal dengan kanal, rel omega dengan kanal atas dan bawah dan sebagainya
4.    Pemasangan semua komponen harus kuat, rapi.
5.    Pemasangan terminal dengan urutan terminal  utama sebelah kiri dan terminal kontrol sebelah kanan     terminal utama.

b.    Pengawatan
1.    Gunakan sepatu kabel pada terminal-terminal: MCB, MC, TOR, dan komponen terminal  I/O
2.    Semua sambungan pada semua komponen harus kuat
3.    Mengunakan warna kabel harus sesuai PUIL dan rapi, pada  kabel pada pintu harus dibungkus dengan spiral plastik dan ditempel pada pintu panel dengan isolasi perekat
4.    Perlu label setiap komponen
5.    Kabel PE pada pintu dan landasan panel harus kuat.

c.    Sambungan rangkaian
1.    Rangkaian sumber daya
     Rangkaian pengaman baik pada F0, F1 , F2 harus sesuai dengan fungsinya
2.  Rangkaian utama
    Rangkaian ini harus kuat dengan penghantar yang sesuai PUIL dan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.
3.  Rangkaian Kontrol
    Rangkaian kontrol tidak dapat terbalik. Rangkaian  kontrol harus terpisah dengan rangkaian utama. Semua komponen pada rangkaian kontrol harus sesuai dengan fungsinya.
4.  Rangkaian indikator
    Rangkaian indikator harus berfungsi sebagai indikator sesuai rencana